Bagian 4.0

Mengintegrasikan dan melaksanakan

Tujuan uji tuntas HAM adalah untuk mencegah dan mengurangi dampak HAM. Setelah mengidentifikasi isu HAM yang menonjol, perusahaan perlu mengambil tindakan untuk mencapai tujuan penghormatan HAM. Upaya pencegahan dan mitigasi bersifat ke depan-mereka berfokus pada upaya untuk menghentikan potensi dampak. Ketika dampak HAM melibatkan pihak ketiga, pengaruh perusahaan atas pihak ketiga untuk mengubah perilaku mereka menjadi sangat penting. Ketika dampak pelanggaran HAM terjadi, meskipun ada upaya untuk mencegahnya, maka kebutuhan akan pemulihan pun menjadi relevan. Pemulihan dibahas lebih lanjut dalam Bab Pemulihan.

Bagian 4.1

Hubungan antara menanamkan dan mengintegrasikan

Bab Menanamkan Kebijakan HAM menjelaskan pentingnya menanamkan komitmen perusahaan untuk menghormati HAM ke dalam DNA perusahaan. Menanamkan adalah proses tingkat makro untuk membangun struktur internal yang diperlukan. Menanamkan termasuk mengatur tanggung jawab untuk HAM dan meningkatkan kesadaran di antara para staf tentang pentingnya HAM untuk pekerjaan mereka.  Hasilnya diharapkan komitmen itu menjadi perbedaan dalam bagaimana bisnis diselesaikan.

Apa itu mengintegrasikan HAM?

Integrasi, adalah langkah kedua dalam proses uji tuntas HAM; integrasi adalah tentang mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah dan mengurangi dampak HAM tertentu di tingkat mikro. Mengintegrasikan melibatkan divisi-divisi yang sangat berbeda di perusahaan. Misalnya, mencegah dampak pada hak atas privasi oleh pengguna akhir dari produk perusahaan ICT memerlukan tindakan dan melibatkan divisi yang berbeda dengan upaya untuk mengurangi pekerja anak di pertanian keluarga di bagian terpencil rantai pasokan perusahaan makanan dan minuman.

Bagian 4.2

Memahami bagaimana perusahaan terhubung dengan dampak HAM

Prinsip-Prinsip Panduan mengakui bahwa ada berbagai cara di mana perusahaan dapat terlibat dengan dampak HAM, dan bahwa sifat tanggung jawab untuk mengatasinya berbeda dalam masing-masing scenario. Hal ini terangkum dalam tabel di bawah, yang menggunakan panduan OHCHR.

Perusahaan SendiriKontribusi Hubungan Bisnis Variasi 1Kontribusi Variasi 2Hubungan
Mode keterlibatanKontribusi melalui hubungan bisnis.Kontribusi paralel(…kepada operasi perusahaan, produk atau layanan melalui hubungan bisnis)
Contoh-contohDiskriminasi rasial rutin oleh restoran dalam memperlakukan pelanggan;

Paparan pekerja pabrik terhadap kondisi kerja yang berbahaya tanpa peralatan keselamatan yang memadai;

Menjadi satu-satunya sumber utama polusi dalam suplai air minum masyarakat karena limbah kimia dari proses produksi.

Menyediakan data tentang pengguna layanan Internet kepada pemerintah yang menggunakan data untuk melacak dan mengadili pembangkang politik, bertentangan dengan HAM;

Melakukan konstruksi dan pemeliharaan di kamp tahanan di mana narapidana diduga tunduk pada perlakuan tidak manusiawi;

Menargetkan makanan dan minuman gula tinggi pada anak-anak, dengan dampak pada obesitas anak;

Mengubah persyaratan produk untuk pemasok berulang kali tanpa menyesuaikan tenggat waktu dan harga produksi, sehingga mendorong pemasok untuk melanggar standar ketenagakerjaan agar dapat dikirimkan.

 

Beberapa perusahaan di suatu wilayah mengeluarkan limbah berbahaya ke sungai. Setiap limbah masing-masing perusahaan berada di bawah standar batas hukum. Tetapi, total limbah seluruh perusahaan menyebabkan air menjadi begitu tercemar sehingga orang-orang di hilir tidak dapat lagi menggunakannya, mempengaruhi penghidupan mereka.

Memberikan pinjaman keuangan kepada perusahaan untuk kegiatan bisnis yang melanggar standar yang disepakati, mengakibatkan pengusiran masyarakat;

Bordir pada produk pakaian perusahaan ritel yang disubkontrakkan oleh pemasok ke pekerja anak di rumah, berlawanan dengan kewajiban kontrak;

Penggunaan mesin pemantauan perusahaan oleh institusi medis untuk menyaring wanita hamil untuk janin perempuan untuk memfasilitasi aborsi mereka demi anak laki-laki.

Perusahaan dapat menganalisa respons tindakan yang tepat dari masing-masing skenario berdasarkan asesmen:

  • Masa depan atau Masa Lalu

Apakah tindakan yang diperlukan untuk masa depan atau juga termasuk pemulihan dampak masa lalu?

  • Perusahaan Sendiri atau Pihak ke-3

Apakah perusahaan perlu mengubah praktiknya sendiri atau menggunakan pengaruh perusahaan untuk menghasilkan perubahan dalam praktik pihak ketiga?

❖ Skenario terperinci

Bagian selanjutnya dari bab ini membahas beberapa contoh dari setiap skenario secara lebih terperinci.

 

Kegiatan Perusahaan Sendiri

 

Penyebab perusahaan restoran kecil mendapat keluhan dari pelanggan bahwa staf di salah satu restorannya secara rutin melakukan diskriminasi terhadap orang-orang dari ras tertentu. Setelah beberapa penyelidikan, termasuk mendengar dari staf, ia menemukan bahwa keluhan tersebut dapat dibuktikan. Maka perusahaan harus mengambil tindakan untuk mencegah praktik diskriminatif lebih lanjut. Perusahaan bisa berbicara dengan staf dan memberikan pelatihan yang sesuai, memastikan bahwa setiap staf yang melanjutkan praktik diperingatkan dan ditegur. Jika staf yang melanggar menolak untuk mengubah perilaku mereka, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk mengakhiri kontrak kerja mereka. Lalu perusahaan dapat menyampaikan hal-hal yang benar kepada pelanggan yang didiskriminasi, misalnya, melalui permintaan maaf resmi, berbagi tindakan yang diambil oleh manajemen restoran untuk mencegah perilaku seperti itu di masa depan, dan berpotensi menawarkan beberapa bentuk kompensasi.

Kontribusi
Sebuah perusahaan pakaian jadi menempatkan pesanan untuk sejumlah besar T-shirt dengan pemasok. Perusahaan kemudian membuat perubahan di menit-menit terakhir ke jenis jahitan yang diinginkan pemasok untuk digunakan. Pemasok bergegas untuk memastikan bahwa ia memiliki jumlah pekerja yang tepat yang tersedia untuk membuat desain yang berubah tepat waktu untuk memenuhi tenggat waktu pengiriman perusahaan. Karena kapasitasnya membentang, pemasok menekan para pekerja untuk bekerja lembur dan tidak mengambil hari libur di mana mereka berhak untuk memenuhi pesanan tepat waktu.

Ini adalah skenario umum di sektor pakaian dan sepatu. Semakin banyak merek dan perusahaan ritel telah mulai meninjau praktik pembelian mereka sendiri untuk mengevaluasi bagaimana mereka dapat berkontribusi terhadap pelanggaran pekerja di tingkat pemasok melalui keputusan pada menit-menit terakhir mereka sendiri.

 

Misalnya, tindakan yang dilakukan oleh merek pakaian Amerika Serikat, GAP, untuk mencoba mengurangi risiko ini termasuk:

  1. Bekerja dengan basis pemasok yang lebih kecil dan terkonsolidasi dan melalui hubungan jangka panjang yang membantu membangun rasa kemitraan dan memungkinkan untuk percakapan yang lebih jujur tentang tekanan pemasok berada di bawah karena praktik pembelian perusahaan sendiri;
  2. Mengumpulkan data tentang kinerja pemasok untuk mengevaluasi bagaimana perusahaan dapat membantu pemasok membangun sistem manajemen kapasitas yang lebih baik di fasilitas mereka sendiri;
  3. Mengembangkan pelatihan untuk membekali staf tentang bagaimana keputusan mereka dapat secara langsung berdampak pada pekerja di fasilitas pemasok.

Jika situasi yang sebenarnya seperti yang dijelaskan di atas terjadi, Prinsip Panduan PBB juga mengharapkan perusahaan berkontribusi terhadap perbaikan pekerja yang terkena dampak. Misalnya, memastikan bahwa pemasok memungkinkan pekerja untuk berlibur dan mendapatkan uang lembur.

 

Hubungan
Sebuah perusahaan perawatan kesehatan membuat mesin ultrasound portabel, yang memungkinkan akses ke perawatan medis yang menyelamatkan jiwa di daerah-daerah terpencil. Di satu negara di mana perusahaan menjual mesin, ada diskriminasi endemik terhadap perempuan, yang mengarah ke preferensi sosial yang kuat untuk anak laki-laki. Akibatnya, mesin perusahaan tidak hanya digunakan untuk mengidentifikasi dan mengobati penyakit dan cedera yang sebenarnya, tetapi juga untuk menentukan jenis kelamin janin untuk memungkinkan aborsi dini bagi janin perempuan. Praktik ini bertentangan dengan hukum nasional, yang mengharuskan produsen hanya menjual ke pembeli dengan sertifikasi pemerintah untuk menggunakan mesin tersebut. Namun, undang-undang tersebut ditegakkan secara lemah dan jumlah kelahiran perempuan telah menurun.

Ini adalah situasi nyata yang dihadapi GE Healthcare dalam bisnis India. Beberapa langkah yang diambil perusahaan untuk mengatasi situasi untuk memastikan perusahaan tidak berkontribusi terhadap pelanggaran hak asasi, termasuk:

  1. Meningkatkan pelatihan yang diberikan kepada semua agen penjualan yang menjual mesin ultrasound dan pihak manajer agar mereka tidak boleh menjual peralatan kepada pihak tanpa sertifikat;
  2. Menambahkan peringatan eksplisit tentang persyaratan hukum nasional di semua kontrak penjualan dan dalam semua kontrak dengan dealer di negara tersebut;
  3. Memposting peringatan tentang hukum mesin ultrasound sendiri;
  4. Terlibat dengan LSM dan pemangku kepentingan lokal lainnya tentang tindakan apa yang harus diambil;
  5. Mendorong aksi industri pada isu melalui Konfederasi Industri India;

Berkolaborasi dalam kampanye pendidikan publik untuk meningkatkan kesadaran tentang hak-hak wanita dan anak perempuan.

Bagian 4.3

Peran daya pengaruh (leverage) perusahaan

Perusahaan diharapkan untuk menggunakan pengaruh mereka terhadap dampak HAM yang dilakukan pihak ketiga atau mitra bisnis. Pengaruh perusahaan atau leverage didefinisikan sebagai kemampuan untuk merubah tindakan pihak ketiga yang berdampak negatif terhadap HAM. Dengan kata lain, leverage adalah kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.

Leverage adalah jantung dari apa yang dapat diharapkan secara realistis oleh perusahaan ketika menghadapi tantangan HAM yang kompleks. Posisi komersial yang dominan atau berpengaruh dalam hubungan bisnis kemungkinan akan membantu kemampuan perusahaan untuk menggunakan leverage. Namun, banyak perusahaan yang menghadapi situasi di mana mereka tidak memiliki pengaruh yang dominan dan perlu berpikir kreatif tentang bagaimana membangun daya pengaruh yang cukup.

Perusahaan perlu memahami bagaimana mereka terlibat dalam dampak HAM dari kemampuan mereka menggunakan leverage untuk mengatasi dampaknya. Sebagai contoh, dalam satu kasus, sebuah perusahaan telah mengidentifikasi bahwa perusahaan memiliki pengaruh terbatas atas salah satu mitra bisnisnya. Oleh karena itu, perusahaan menyimpulkan bahwa perusahaan tidak bertanggung jawab atas pelanggaran HAM yang dilakukan oleh mitra bisnis. Padahal asesmen yang lebih teliti akan menunjukkan bahwa perusahaan ternyata memiliki tanggung jawab: ada hubungan antara dampak yang ditimbulkan oleh mitra bisnis sebagai pihak ketiga dan operasional perusahaan sendiri. Pemahaman ini akan menciptakan ruang untuk diskusi yang lebih konstruktif di dalam perusahaan tentang pengaruh perusahaan yang terbatas, serta mendorong pemikiran kreatif tentang bagaimana perusahaan dapat meningkatkan daya pengaruhnya. Sementara jika perusahaan mengabaikan isu-isu tersebut, perusahaan dapat dikritik oleh pemangku kepentingan yang merasa bahwa perusahaan bertanggung jawab. Akibatnya, reputasi perusahaan pun dirugikan sebagai akibatnya.

Perusahaan sudah terbiasa dengan menggunakan leverage dalam konteks lain seperti upaya lobi dengan pemerintah. Perusahaan juga perlu memikirkan cara-cara lain di mana mereka menggunakan pengaruh dan mempertimbangkan apakah tindakan mereka konsisten dengan tanggung jawab mereka untuk menghormati HAM.

Bagian 4.4

Menjelajahi berbagai jenis pengaruh perusahaan

Pada akhirnya, leverage perusahaan adalah tentang menciptakan peluang untuk mengubah cara berpikir dan berperilaku. Dalam konteks Prinsip-Prinsip Panduan Bisnis dan HAM PBB, leverage adalah tentang mengubah pemikiran dan perilaku orang-orang kunci di pemasok, kontraktor, mitra bisnis, pelanggan, klien atau pemerintah, ketika organisasi mereka meningkatkan risiko terhadap pelanggaran HAM. Ada banyak langkah sederhana yang dapat dilakukan perusahaan untuk menggunakan leverage seperti berkomunikasi dengan mitra melalui telepon atau rapat untuk memahami sudut pandang masing-masing.

Ada berbagai jenis pengaruh (leverage) yang dapat digunakan perusahaan.

Pengaruh komersial tradisional: pengaruh dalam melakukan hubungan komersial, sepertikontrak.

Pengaruh bisnis yang lebih luas: pengaruh yang perusahaan dapat lakukan sendiri melalui kegiatan yang tidak rutin dalam hubungan komersial, seperti peningkatan kapasitas.

Pengaruh bersama dengan mitra bisnis: pengaruh yang diciptakan melalui tindakan kolektif dengan perusahaan lain di dalam atau di luar industri yang sama.

 

Pengaruh melalui komunikasi bilateral: pengaruh yang dihasilkan melalui kegiatan bilateral dengan satu atau lebih aktor lain, seperti pemerintah, rekan bisnis, organisasi internasional atau organisasi masyarakat sipil.

 

Pengaruh melalui kolaborasi multilateral: pengaruh yang dihasilkan melalui tindakan secara kolektif dengan rekan bisnis, pemerintah, organisasi internasional dan/ atau organisasi masyarakat sipil.

 

Tabel berikut memberikan beberapa contoh bagaimana menggunakan berbagai kategori pengaruh ini; itu tidak dimaksudkan untuk menjadi evaluasi efektivitas upaya dalam praktek.

Jenis pengaruhContohBagaimana pengaruh dapat digunakan?
Pengaruh komersial tradisionalDeFacto

Perjanjian perusahaan ekstraktif dengan pegawai keamanan publik

Perusahaan mencakup kinerja keberlanjutan (termasuk HAM) pemasok dalam sistem evaluasi pemasok yang lebih luas, yang menginformasikan bagaimana pesanan (order) ditempatkan. Kinerja yang lebih baik akan menghasilkan hubungan bisnis yang lebih panjang dan volume yang lebih tinggi.

 

Memasukkan ketentuan-ketentuan HAM dalam kontrak-kontrak mereka dengan pasukan keamanan pemerintah, perusahaan-perusahaan menciptakan suatu mekanisme untuk menekankan bahwa mitra bisnis mereka menghormati HAM.

Pengaruh bisnis yang lebih luas‘Kunjungan dukungan pemasok’ AkzoNobel

Akademi Pemasok Boyner Group untuk Pengusaha Wanita

Pelatihan BP tentang HAM untuk pasukan keamanan publik dan swasta

Melalui dukungan manajemen, laporan umpan balik, dan kunjungan tindak lanjut, perusahaan membantu pemasok memenuhi standar dan meningkatkannya dari waktu ke waktu.

 

Selain mengaudit kondisi kerja, akademi ini mendukung perempuan pengusaha, termasuk melalui pelatihan, dan bekerja untuk mengurangi risiko diskriminasi terhadap perempuan sebagai pemilik usaha kecil dalam rantai pasokan.

 

Dengan memberikan pelatihan HAM kepada pasukan keamanan yang menjaga operasinya, BP bertujuan untuk mengurangi kemungkinan pelanggaran HAM yang berkaitan dengan keamanan akan terjadi di sekitar operasinya.

Pengaruh bersama dengan mitra bisnisKode Bettercoal, program asesmen, dan persyaratan pelaporanPerusahaan utilitas energi yang berpartisipasi dalam inisiatif Bettercoal berusaha meningkatkan pengaruh mereka dengan pemasok batubara mereka. Mereka bersama-sama mendorong pemasok menuju peningkatan standar dan meningkatkan transparansi pada dampak HAM terkait pertambangan.
Pengaruh melalui komunikasi bilateral 

Unilever: Laporan Oxfam tentang hak-hak buruh di Vietnam

H & M: Pertemuan CEO dengan perdana menteri Bangladesh

Dengan memberikan Oxfam akses ke operasi dan pemasok Unilever di Vietnam dan menyetujui laporan publik, Unilever mendapat manfaat dari keahlian Oxfam dalam menangani dampak hak-hak tenaga kerja dalam rantai pasokan global.

 

Melalui keterlibatan tingkat tinggi, H&M berusaha untuk mendapatkan peningkatan upah minimum untuk semua pekerja garmen dan tekstil di Bangladesh yang juga termasuk dalam rantai pasokan H&M sendiri.

Pengaruh melalui kolaborasi multilateral 

Persetujuan tentang Kebakaran dan Keamanan Bangunan di Bangladesh

Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO)

Persetujuan untuk mengatasi masalah sistemik di industri tekstil di Bangladesh dengan menggabungkan akses ke rantai pasokan beberapa merek dengan keahlian pemangku kepentingan utama, terutama serikat pekerja.

 

Dengan meningkatkan jumlah perusahaan yang mematuhi standar RSPO, LSM dan pemangku kepentingan lainnya berharap untuk meningkatkan standar dalam industri minyak sawit, meningkatkan daya beli perusahaan makanan, dan meningkatkan volume keseluruhan minyak kelapa sawit bersertifikat.

Bagian 4.5

Mengidentifikasi peluang untuk menggunakan pengaruh perusahaan

Perusahaan dapat mengidentifikasikan kesempatan-kesempatan untuk memanfaatkan pengaruh. Contohnya bank sebagai kreditur dapat membuat persyaratan agar klien melaporkan tindakan untuk mengatasi dampak HAM ke dalam perjanjian yang melekat pada pinjaman. Meskipun kreditur memiliki pengaruh terbatas setelah pinjaman dengan klien disetujui, kreditur menciptakan kesempatan untuk menindaklanjuti isu-isu HAM.

Potensi kemungkinan ‘titik pengaruh’ lain termasuk:

Mempengaruhi Rantai Pasokan

Ada banyak upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengimplementasikan keberlanjutan di rantai pasokannya. Mulai dari audit sosial, pelatihan, memberikan insentif, dll. Komposisi usaha perusahaan dapat dilihat di grafik di bawah ini:

Sumber: UN Global Compact Annual Survey 2018

 

Berdasarkan Laporan Perkembangan UN Global Compact 2018, kebanyakan perusahaan baru memasukan aspek keberlanjutan sebagai syarat kontrak kemitraan, pelatihan pegawai internal, atau menjalankan uji tuntas untuk menyeleksi pemasok. Perusahaan masih bisa meningkatkan fokus untuk melatih dan memberi insentif kepada pemasok dalam menjalankan keberlanjutan dalam praktis bisnis mereka. Hasilnya pemasok tidak akan merasa tertekan untuk memenuhi standar keberlanjutan yang tinggi tanpa kapasitas dan kesadaran yang memadai. Kolaborasi peningkatan kapasitas menjalankan bisnis keberlanjutan akan merasa mendapatkan dukungan kemitraan perusahaan buyer dalam meingkatkan kinerja keberlanjutan perusahaan.

Bagian 4.6

Menghentikan hubungan mitra kerja

Prinsip-Prinsip Panduan Bisnis dan HAM PBB menjelaskan bahwa perusahaan perlu berpikir dengan hati-hati sebelum mengakhiri hubungan bisnis dengan mitra usaha. Bisa jadi pemutusan hubungan memiliki risiko dampak negatif terhadap HAM yang tidak terduga. Sebagai contoh, perusahaan mungkin mengakhiri kontrak dengan pabrik pemasok yang menggunakan pekerja anak. Anak-anak kemudian dapat masuk ke dalam bentuk pekerjaan yang lebih berisiko untuk membantu memberikan penghasilan bagi keluarga mereka.

 

Respon informatif lebih baik untuk dilakukan dalam konteks ini. Misalnya, dengan mengharuskan pabrik untuk membayar upah sejumlah gaji pekerja anak ke keluarga anak tersebut. Sehingga, anak dapat melanjutkan sekolah selama waktu sekolah.

Sebuah perusahaan perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut ketika berpikir tentang mengakhiri hubungan dengan mitra bisnis karena permasalahan HAM:

1. Tingkat keparahan dampak negatif yang terlibat;

  1. Sejauh mana perusahaan telah mencoba menggunakan pengaruh dan / atau telah kehabisan pilihan untuk membangun pengaruh lebih lanjut;
  2. Apakah hubungan itu penting atau tidak bagi perusahaan (artinya, apakah ia menyediakan produk atau jasa penting yang tidak ada alternatif yang masuk akal); dan
    4. Apakah akan ada dampak negatif HAM lainnya sebagai akibat dari mengakhiri hubungan.

 

Menjadikan kemungkinan pemutusan hubungan kerja atas dasar pelanggaran HAM sejak awal kontrak merupakan hal yang penting untuk menegakkan pengaruh perusahaan. Pemutusan hubungan kerja dapat, dalam beberapa kasus, menjadi insentif yang kuat untuk meningkatkan kinerja mitra bisnis.

Haruskah saya mengakhiri hubungan bisnis?

❖ Belajar dari mempraktekkan: Kunjungan dukungan pemasok AkzoNobel

AkzoNobel, perusahaan bahan kimia berkantor pusat di Belanda, menggunakan program dukungan pemasok (SSV) untuk memberikan panduan kepada pemasok dan membantu mereka menyesuaikan compliance seiring waktu. Program SSV dirancang untuk mengembangkan pemasok lokal jangka panjang di pasar negara berkembang dengan meningkatkan kemampuan dan kinerja mereka. Menurut AkzoNobel, program SSV adalah alat manajemen pemasok yang penting dan bukan program audit. Kunjungan yang mendukung fokus pada pemasok penting, diumumkan sebelumnya dan dilakukan oleh tim dari pengadaan dan kesehatan, keselamatan dan lingkungan (HSE). Tim terpadu meminta kerjasama penuh dari manajemen dan meminta untuk melihat ke setiap sudut pabrik pemasok yang mereka kunjungi.

Kunjungan tindak lanjut formal oleh tim-tim ini dilakukan untuk memverifikasi pelaksanaan rencana yang disepakati dan kemajuan secara keseluruhan. Kesadaran dan kepatuhan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan diukur dengan dukungan berkelanjutan dari tim lintas divisi AkzoNobel. Melalui program SSV, AkzoNobel percaya bahwa ia mampu mengembangkan hubungan jangka panjang yang berfokus pada penanganan masalah sistemik, dan pemasok mengatakan kepada perusahaan bahwa menjadi bagian dari program membawa mereka pengakuan di pasar dan peluang bisnis lebih lanjut.

Bagian 4.7

Kesalahan-kesalahan umum yang harus dihindari

Mengambil pendekatan yang tidak konsisten dan reaktif

Seringkali, krisis HAM muncul dan barulah perusahaan berjuang untuk merespons. Tujuan dari uji tuntas HAM adalah untuk mengembangkan sistem proaktif untuk menangani HAM. Ketika suatu situasi muncul, suatu perusahaan dapat mempersiaplan decision tree atau alat serupa lainnya untuk mengevaluasi keterlibatannya dengan suatu dampak dan tindakan yang sesuai. Perusahaan dapat menghadapi kesulitan ketika mereka mengadopsi pendekatan yang tidak konsisten mengenai dampak HAM.  Contohnya perusahaan didorong oleh prioritas bisnis yang melekat pada hubungan, atau konteks negara tertentu, dan bukan oleh tingkat keparahan bahaya dan tanggung jawab perusahaan untuk mengambil tindakan ke depan.

Berasumsi bahwa perusahaan hanya dapat dikaitkan dengan satu jenis dampak

Uji tuntas HAM dapat membantu perusahaan memastikan bahwa perusahaan tidak berdampak HAM melalui kegiatan usaha atau kemitraan. Upaya-upaya menggunakan pengaruh atas dampak HAM harus dilakukan lebih dari satu kali dan berkelanjutan. Jika tidak dilakukan, seiring waktu para pemangku kepentingan akan mulai mempertanyakan bagaimana sebuah perusahaan tidak dapat mengetahui bahwa dampak HAM terus berlanjut. Contohnya, adalah konflik mineral atau pekerja anak dalam produksi kapas di Uzbekistan.

Bagian 4.8

Saran untuk Usaha Kecil Menengah

Langkah-langkah internal yang tidak resmi dapat menjadi penting

Untuk perusahaan yang lebih kecil, mengambil tindakan melibatkan langkah-langkah informal yang bertujuan mengubah perilaku pegawai. Hal ini juga dapat memperjelas bahwa perilaku tertentu bukanlah bagian yang diterima dari budaya organisasi.

Bergabunglah dengan yang lain

Jika mitra UKM lebih kecil, perusahaan UKM dapat menggunakan pengaruhnya. Jika pengaruh pihak ketiga lebih besar daripada perusahaan, UKM dapat berkolaborasi dengan pemasok, pelanggan, asosiasi bisnis, serikat pekerja atau otoritas publik, tergantung pada situasinya.

Referensi

BAB 2 : Apa itu Hak Asasi Manusia